Tuesday, January 26, 2010

Membaca Spesifikasi Teknis HU - Mix & Match HU dengan Komponen Lain

Tidak bisa dipungkiri, kecocokan antara setiap komponen dalam sistem audio memainkan peranan sangat penting dalam menentukan kualitas akhir dari sistem audio.

Sekarang marilah kita mempelajari bagaimana spesifikasi teknis dalam head unit, harus match dengan spesifikasi komponen lain dalam sistem audio kita.

1. Line-out, Pre-out.
HU dengan kualitas tinggi akan menyediakan konektivitas line-out atau pre-out. Jika HU tidak memiliki output ini, ada baiknya untuk start hunting HU lain :)
Spesifikasi yang perlu kita lihat dalam pre-out adalah tegangan/voltage nya.
Hampir semua HU menyediakan spesifikasi pre-out. Biasanya diberikan dalam satuan volt.
Idealnya, tegangan pre-out dari HU harus masuk kedalam range line-input amplifier Anda.
Sebagai contoh:
  • Jika HU memiliki pre-out 2V, maka amplifier yang digunakan harus mampu menerima sinyal sebesar 2volt. Biasanya pada amplifier disebutkan parameter sensitivity. Carilah yang nilai 2volt berada dalam range tersebut.
  • Bagaimana jika HU memiliki pre-out 8v sedangkan max sensitivity line-in amplifier hanya 4v? Pilihannya terserah Anda. Apakah ganti HU, atau ganti amplifier nya :) Ketidak cocokan tersebut akan membuat kualitas suara akhir yang tidak optimal.

2. Speaker impedance dan nominal power output.
Jika Anda tidak berencana menggunakan amplifier external, maka Anda harus memperhatikan impedansi dan nominal power output HU Anda.

Biasanya amplifier internal HU Anda akan sanggup men-drive speaker dengan impedansi 4 ohm. Untuk mix and match nya, Anda harus menggunakan speaker dengan impedansi 4 ohm atau lebih. Bagaimana jika speaker Anda hanya 2 ohm? Amplifier internal HU Anda akan sangat mudah untuk rusak.

Bagaimana dengan power output? Carilah speaker dengan spesifikasi sama atau lebih daripada nominal output amplifier internal HU Anda. Jika nominal (RMS) output HU Anda adalah 15 watt, maka Anda harus menggunakan speaker dengan nominal power output minimal 15 watt juga. Kurang dari itu dapat  menyebabkan speaker terbakar. Namun jika nominal power speaker terlalu besar daripada 15 watt, akibatnya suara tidak akan optimum.

Yang perlu diperhatikan dalam membaca spesifikasi power output amplifier internal HU adalah nominal atau RMS watt nya. Bukan max power atau PMPO.

Kedua parameter ini - impedansi dan power output hanya perlu mix and match jika Anda tidak ingin menggunakan amplifier external.

3. Signal-to-noise ratio, frequency response, stereo separation.
Ketiga parameter tersebut tidak terlalu menentukan mix and match dengan komponen lainnya.
Namun untuk mendapatkan SQ yang baik, gunakan HU dengan:
  • Signal-to-noise ratio (SNR) yang tinggi. Usahakan lebih dari 85 dB.
  • Frequency response. Carilah HU dengan frequency response minimal 20Hz - 20Khz +/- 3dB.
  • Stereo separation. Carilah yang nilainya paling besar.

Ketiga parameter tersebut penting, dan tidak bisa di-cover oleh komponen lainnya.
Jika frequency response memiliki range yang cukup besar (>3dB), maka Anda harus siap siap untuk menambahkan equalizer.

Thursday, January 21, 2010

Cara Memilih Head Unit Audio Mobil II

5. Fasilitas Tuning I: Equalizer (EQ)
Carilah head unit yang memiliki equalizer dengan jumlah band TERBANYAK. Baik itu dalam bentuk graphic equalizer maupun parametric. Anda akan membutuhkan ini untuk keperluan setting sound quality (SQ) di mobil Anda.

Sekilas mengenai EQ: EQ adalah seperti halnya sebuah pisau. Jika digunakan dengan tepat, dia akan menjadi alat bantu yang sangat bermanfaat untuk SQ. Namun jika digunakan dengan salah, dia akan merusak. Trust me, you will need EQ - especially in car environment.
Jika Anda tidak memiliki EQ dan bersikeras menginginkan SQ yang baik, Anda akan berakhir pada pembuatan passive crossover dimana didalamnya akan terpasang notch filter dengan biaya jutaan hingga puluhan juta rupiah.

6. Fasilitas Tuning II: Time Alignment
Time alignment (TA) atau time delay adalah fungsi yang disediakan untuk memperlambat sinyal audio yang dikeluarkan oleh channel tertentu.

Mengapa time alignment menjadi penting? Hal ini disebabkan karena placement speaker di mobil yang biasanya kurang ideal, dimana speaker kanan lebih dekat kepada pendengar daripada speaker kiri.
Emang kenapa sih kalau salah satu speaker lebih dekat? Well, akibat utama yang ditimbulkan dari ketidak-simetris-an speaker ini adalah imaging yang kurang tepat. (Lihat imaging di artikel sebelumnya).

Pada beberapa HU, TA disediakan untuk channel kiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang maupun subwoofer. Namun ada juga HU yang menyediakan TA hingga level tweeter kiri, tweeter kanan, midrange kiri, midrange kanan, midbass kiri, midbass kanan dan sebagainya.

Jika Anda berencana main aktif, maka carilah HU yang menyediakan TA yang breakdown hingga level tweeter,midrange,midbass dan woofer. Namun jika Anda tidak ingin bermain aktif (single-amp), maka TA cukup kiri dan kanan saja.

Apa sih nilai minus dari TA? TA akan menyebabkan sweet spot hanya berlaku di satu posisi saja.
Bagaimana jika kita ingin sweet spot ada di lebih dari satu posisi, misalnya di kursi supir dan penumpang kiri?
Mau tidak mau, placement speaker harus ditata sedemikian sehingga jarak speaker kiri dan kanan ke pendengar tidak terlalu berbeda jauh. Dalam istilah audio, hal ini disebut PLD - path length differences.

So, TA seperti halnya EQ adalah pisau ganda. Rencanakan baik2 sistem audio yang ingin Anda miliki.
Mungkin TA tidak perlu menjadi faktor penentu utama. Anyway, HU dengan TA tetap sebuah nilai plus karena jika Anda pada akhirnya tidak akan memanfaatkannya, Anda dapat mematikan fungsi TA dengan mudah :)

7. Fasilitas tuning III: Crossover, Signal Processing, Lain-lain.
Fasilitas-fasilitas tuning lain seperti crossover, signal processing seperti Dolby ProLogic, BBE, SRS dan sebagainya adalah nilai PLUS.

Crossover pada HU meskipun terlihat penting namun pada kenyataannya fungsi ini pun disediakan baik oleh speaker maupun oleh kebanyakan amplifier. Jadi tidak perlu terlalu kuatir jika HU Anda kurang canggih crossover nya. Meskipun tentu saja, memiliki HU dengan fitur crossover yang lengkap adalah nilai tambah yang sangat baik.

OK, rasanya sudah cukup parameter yang perlu dipertimbangkan dalam memilih HU untuk audio mobi.
Artikel berikutnya akan menjelaskan mengenai spesifikasi teknis HU dan mix and match HU dengan komponen-komponen lain dalam sistem Anda.

Wednesday, January 20, 2010

Cara Memilih Head Unit Audio Mobil

Di pasaran, banyak sekali head unit (HU) aftermarket yang dijual. Beragam merk, dan beragam model pula. Lumayan pusing untuk memilih mana yang terbaik untuk kita apabila kita tidak punya patokan dasar. Nah, dalam tulisan kali ini, saya mau coba share bagaimana memilih head unit untuk audio mobil kita.

Banyak rekan-rekan yang merasa kesulitan dalam memilih sebuah head unit karena tidak mengerti spesifikasi yang disediakan oleh produsen. Pada tulisan ini, saya akan mencoba menjelaskan bagaimana membaca spesifikasi dengan mudah dan dapat "mengetahui" kualitas dari head unit tersebut tanpa perlu melakukan test dengar secara langsung.

Pertama-tama kita lihat dulu fungsi dasar dari sebuah head unit: Head unit adalah komponen utama yang mengontrol semua playback di sistem audio mobil kita. Didalamnya minimal harus terdapat 2 fungsi dasar yaitu pemilihan source (cd,radio,aux...) dan volume control :) Saya yakin 100% fungsi ini disediakan oleh head unit manapun :) So, let's go to the other parameters...

1. Budget

Hal paling penting yang mendasari pemilihan sebuah head unit adalah berapa budget kita :D
Tidak peduli apapun parameter lain yang akan kita bahas berikutnya, jika budget kita tidak cukup, maka kita akan skip head unit yang diluar daya beli kita. Simpel toh :D

2. Ukuran
Dalam audio mobil, terdapat 2 ukuran head unit. Yang pertama adalah single-din (1-DIN), dan double-din (2-DIN). Kebanyakan mobil yang memiliki HU dengan ukuran asli 2-DIN dapat lebih bebas menentukan pilihannya: boleh 1-din, atau tetap 2-din. Namun jika HU standar mobil anda adalah 1-din, maka hampir pasti Anda harus membeli HU dengan ukuran 1-DIN juga (kecuali Anda rela merubah dashboard mobil...).

Single-Din

Double-din




3. Pilihan konektivitas input/source
Head unit sedianya menyediakan semua pilihan sumber yang kita butuhkan. Berikut adalah sumber/source yang sering kita dengarkan:
  • Kaset
  • Radio
  • CD audio
  • MP3
  • SACD
  • DVD
  • DVD-Audio
  • iPod
Pilihlah head unit yang menyediakan source/konektivitas yang Anda perlukan.
Jika Anda memiliki koleksi lagu dalam USB Flash Disk, maka carilah head unit yang bisa memainkan lagu dari USB Disk.

Jangan lupa, sebisa mungkin carilah HU yang memiliki aux/line-in. Aux atau line-in ini adalah standar koneksi yang digunakan untuk sumber suara stereo. Dengan adanya aux-in, maka dikemudian hari, Anda dapat menggunakan source lain yang menyediakan line-out seperti wdtv, zune, creative zen dan sebagainya.
Selain itu, aux-in juga sangat bermanfaat untuk keperluan tuning dikemudian hari.

Bluetooth dan konektivitas lain adalah nilai PLUS.

4. Konektivitas Output
Untuk keperluan pengembangan, maka sebaiknya kita memilih head unit yang memiliki output RCA untuk front, rear, subwoofer, center channel (untuk car theatre). Jika Anda berencana menggunakan rangkaian aktif, maka Anda harus mencari head unit yang juga memiliki output RCA terpilah per-driver nya. Misal 3 channel untuk 3-way front (total 3x2=6).

Apakah tegangan pre-out penting? Ya, namun hingga level tertentu saja.
HU dengan pre-out 2V atau lebih sudah sangat mencukupi untuk mencapai taraf SQ yang baik.
Hati-hati dengan tegangan pre-out, karena besarnya tegangan ini harus match dengan amplifier yang Anda gunakan.

Output dalam bentuk digital optical atau coax adalah sebuah nilai PLUS.

Kita lanjutkan parameter lain di tulisan berikutnya ya?

Saturday, January 9, 2010

Tips & Tricks Menilai Kualitas Sistem Audio

Pada tulisan sebelumnya sudah dipaparkan 6 karakteristik yang perlu kita perhatikan dalam menilai sebuah sound system. Nah pada tulisan ini, saya akan coba menjelaskan "how-to" nya. Mudah-mudahan cukup mudah untuk diikuti dan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat - 15-30 menit rasanya sudah cukup.


Tonal Accuracy & Spectral Balance

Untuk menilai 2 karakter ini, Anda memiliki 2 pilihan. Yang pertama adalah jika Anda telah terbiasa mendengarkan bunyi alat musik secara langsung, yang ke-2 adalah jika Anda jarang mendengarkan bunyi alat musik secara langsung.

Jika Anda sering mendengarkan bunyi alat musik secara live, maka Anda bisa menggunakan lagu-lagu yang tersedia dalam CD IASCA. CD tersebut telah dirancang sedemikian rupa sehingga lagu-lagu yang ada didalamnya merupakan lagu yang direkam dengan sangat natural (tentu saja dengan biaya royalti yang murah pula). Cukup ikuti petunjuk yang ada di dalam booklet CD tersebut - and you are ready to go.

Namun jika Anda jarang mendengarkan suara live, maka Anda bisa menggunakan CD Focal JMLab, Demo CD 2, atau sering disebut Focal/JMLab Tools CD. Didalam CD tersebut, selain ada lagu-lagu pilihan, juga ada suara-suara yang sering kita jumpai sehari-hari seperti misalnya suara mesin motor, suara pensil, suara gelas pecah dan sebagainya.

Jika Anda tidak memiliki ke-2 CD tersebut, maka Anda juga dapat menggunakan CD yang memiliki kualitas audiophile. Hanya saja karena CD-CD tersebut banyak yang tidak memiliki jaminan suara natural, maka yang Anda nilai adalah suara vokal manusia-nya.
Pilihlah lagu yang dinyanyikan oleh perempuan bersuara tinggi, perempuan bersuara rendah, laki-laki bersuara tinggi dan rendah.
Perhatikan bagaimana suara manusia nya? Apakah terdengar natural (Anda tentu sering mendengar rekan Anda berbicara toh?), atau apakah terdengar seperti suara robot, suara orang dalam kaleng, suara mulut yang tertutup tissue? Sistem audio yang baik akan memainkan suara vokal manusia seperti seakan-akan sang vokalis sedang berada satu ruangan dengan kita.

Jangan lupa, saat mendengarkan lagu, Anda sangat dianjurkan untuk duduk pada posisi semestinya. Jika Anda sedang menilai sistem home audio, maka Anda harus duduk tepat ditengah speaker kiri dan kanan. Jika Anda menilai sistem car audio, maka Anda harus duduk di kursi supir.

Bagaimana Menilai Kualitas Audio? Bagian Ke-4

Kualitas Sound System IV - Noise

Noise adalah suara yang ditimbulkan oleh suatu sistem audio padhal suara tersebut tidak terdapat dalam rekaman aslinya.
Sebagai contoh adalah bunyi hiss (ssssss) yang dapat terdengar pada saat sistem sedang idle, atau pun bunyi hum (dengung, nguuung atau drrrrr).

Sistem audio yang baik, akan tidak akan memiliki hiss dan hum yang terdengar pada posisi pendengar normal meskipun dengan volume suara yang mendekati maksimum. 
Tentu saja, jika kita mendengarkan hiss atau hum dengan meletakkan kepala kita tepat didepan speaker, ke-2 noise tersebut bisa saja jadi terdengar. Namun demikian intinya adalah hiss atau hum yang tidak terdengar di posisi duduk normal kita.

Kualitas Sound System V - Sound Linearity

Sound linearity diartikan sebagai kemampuan sistem memainkan musik dengan tonal accuracy dan spectral balance yang baik pada semua volume, baik pada saat kita mendengarkan musik pelan-pelan maupun keras-keras (Lihat kembali definisi tonal accuracy dan spectral balance di bagian ke-1)

Sistem yang kurang baik biasanya akan kehilangan banyak detail di volume rendah maupun tinggi. Atau juga pada volume tinggi, suara menjadi seperti menyakitkan telinga. Nah pada sistem demikian, upgrade masih bisa dilakukan.


Kualitas Sound System VI - Ergonomics

Ergonomics dinilai berdasarkan kemudahan meng-operasi-kan sound system. Apakah itu ketersediaan remote, menu yang mudah digunakan, maupun hal-hal lain yang bisa mempermudah kita memainkan lagu kesukaan kita adalah nilai +.

Ok, rasanya sudah cukup 6 poin yang bisa kita gunakan untuk menilai sebuah sistem audio.
Pada tulisan berikutnya akan saya coba jelaskan tips dan tricks bagaimana kita bisa menilai ke-6 karakteristik tersebut dengan mudah.

Bagaimana Menilai Kualitas Audio? Bagian Ke-3

Kualitas Sound System III - Imaging

Imaging dapat diartikan sebagai letak setiap insturmen/suara didalam sound stage.
Berbeda dengan stage depth dan width dimana yang kita perhatikan adalah kedalaman dan lebar panggung, imaging dinilai berdasarkan posisi instrumen dalam garis horizontal dari kiri ke kanan.

Seperti halnya stage width, imaging hanya dapat tercipta pada sistem lebih dari 1 channel, dengan rekaman yang juga lebih dari 1 channel. Jika playback sistem kita bersifat mono, atau rekaman yang kita putar juga mono, maka imaging yang baik akan selalu muncul tepat ditengah antara kiri dan kanan. 

Untuk menilai imaging, kita perlu mengetahui letak setiap instrumen berdasarkan spesifikasi sound engineer. Jadi kita tidak bisa mencobanya dengan sembarang lagu, melainkan hanya dengan lagu dimana kita memiliki peta letak instrumen nya. Salah satu CD yang memiliki peta letak instrumen dalam soundstage antara lain adalah CD kontes IASCA dan EMMA.

Dalam dunia home audio, imaging yang tepat tergolong mudah untuk dibentuk. Sementara dalam car audio, imaging menjadi salah satu tantangan tersendiri. Hal ini disebabkan karena pendengar biasanya berada tidak tepat ditengah ke-2 speaker, melainkan condong di salah satu sisi. Tentu saja hal ini tidak berlaku jika Anda mengendarai kendaraan dimana posisi Anda ada tepat ditengah, misalnya pengemudi F1 :)

Imaging juga dinilai berdasarkan ukuran suara yang muncul untuk setaip instrumen. Tentu saja, ukuran ini tidak bisa kita bandingkan dengan keadaan aslinya. Misalnya jika kita memutar lagu yang dinyanyikan oleh Pavarotti, maka kita tidak perlu berharap suara yang muncul juga akan sebesar Pavarotti.
Ukuran image ditentukan oleh sound engineer rekaman tersebut. Dan biasanya ikut digambarkan pada rekaman yang memiliki peta seperti pada CD IASCA.


Friday, January 8, 2010

Bagaimana Menilai Kualitas Audio? Bagian Ke-2

Kualitas Sound System II - Sound Stage

Apa yang dimaksud dengan sound stage? Sound stage adalah panggung yang diciptakan oleh sebuah sistem audio.
Bayangkan seperti ini: Jika Anda menonton konser musik secara langsung, atau mendengarkan pengamen di jalanan (like it or not), maka penyanyi-nya sedang berada di panggung, dan Anda berada di tempat duduk penonton. 
Nah karakter seperti  itulah yang harus dapat diciptakan oleh sebuah sound system.

Sound stage, dapat kita klasifikasi lagi menjadi beberapa bagian seperti dijelaskan berikut ini.
 

Listening Position

Listening position atau lokasi pendengar adalah karakter yang diciptakan oleh sebuah sistem audio beserta dengan keadaan ruang dengarnya. 

Idealnya seperti contoh diatas, jika kita mendengar konser musik atau pengamen dijalan, maka antara Anda sebagai pendengar dan pemain musik diatas panggung harus ada jarak yang cukup. Anda tentu tidak ingin pengamen itu bersuara seperti dia sedang berdiri di dalam kepala Anda toh?

Dalam home audio, hal ini relatif lebh mudah dicapai karena kebebasan kita dalam menaruh speaker maupun kursi kesayangan Anda. Namun dalam car audio, situasi jadi lebih rumit karena kita dibatasi oleh ruang dan fungsionalitas mobil kita. Either way, baik dalam home maupun car - sistem yang bagus harus bisa menciptakan jarak antara kita dan panggung suara.

Stage Width

Stage width atau lebar panggung adalah ukuran lebar panggung virtual yang diciptkan oleh sebuah sistem audio. Sistem yang baik akan dapat menciptakan lebar panggung yang melebihi lebar fisik speaker-speaker nya, dan tidak terdapat kesan kosong diantara speaker-speaker tersebut.
Sebagai contoh, misal speaker kiri dan kanan berjarak 1 meter, maka stage width yang bagus adalah 1 meter juga atau lebih.

Yang perlu dicatat adalah karakter ini hanya bisa ditimbulkan jika diuji oleh rekaman lebih dari satu channel, dan di puter pada sistem dengan lebih dari satu channel pula.
Artinya jika kita memainkan lagu rekaman mono, atau lagu stereo pada sistem mono (1 speaker), maka lebar panggung ini tidak akan tercipta.
Jadi lebar panggung hanya bisa dibentuk oleh sistem 2 channel (stereo) atau lebih (multichannel, 5.1, 7.1 dan sebagainya) saat memainkan rekaman 2 channel atau lebih pula. Jadi meskipun sistem kita misalkan 5.1, tapi di tes dengan menggunakan rekaman mono, maka stage width nya tidak layak untuk dinilai - karena memang tidak akan terbentuk.


Kita tidak perlu berharap sound system kita dapat mereproduksi stage width persis seperti rekaman aslinya. Misal Anda membeli CD Rhoma Irama Live yang konser diatas panggung selebar 15 meter. Kemudian Anda berharap saat mendengarkannya di ruangan Anda yang berukuran 5x5m, stage width akan tetap 15 meter. Meskipun Anda membeli sound system seharga 1 miliar - kenyataan itu tidak akan pernah terjadi. Nanti kita bahas room accoustic di waktu lain ya.


Stage Height
Stage height atau tinggi panggung relatif kepada pendengar.
Sistem audio yang baik akan menempatkan panggung pada ketinggian yang sama dengan wajah kita.
Again, hal ini mudah dicapai di home audio, tetapi sulit untuk car audio.
Selain itu, penilaian ini termasuk subyektif terhadap pendengar. 
Mungkin Anda termasuk orang yang terbiasa menonton konser musik klasik di balkon VIP? Jika ya, maka stage height nya biasanya akan ada sedikit dibawah kita.


Stage Depth
Stage depth adalah kedalaman panggung, yaitu jarak antar pemain musik dalam sebuah panggung dilihat dari depan ke belakang.
Biasanya rekaman yang berkualitas tinggi menerapkan kondisi panggung sebagai berikut:
vokalis utama didepan, penyanyi latar di belakangnya, kemudian alat musik terbagi2 kedepan dan kebelakang. Kadang kala ketika misalnya pemain gitar sedang melakukan aksi solo, maka suara gitar akan dibawa maju kedepan.
Nah hal inilah yang coba kita nilai sebagai salah satu parameter kualitas sistem audio.


Ambience
Ambience atau keadaan, suasana panggung adalah karakteristik rekaman yang bisa direproduksi oleh sebuah sistem audio. 
Misalnya jika rekaman dilakukan live dalam sebuah club kecil, tentu akan bernuansa beda dengan rekaman live dalam panggung besar.
Keadaan ini mulai bisa direproduksi oleh sistem stereo dan multichannel. Meskipun pada kenyataannya, keadaan ruangan tempat kita mendengarkan lagu tersebut lebih mendominasi efek nuansanya daripada faktor rekaman itu sendiri. Multichannel audio (quadrophonic, 5.1, 7.1 dan sebagainya) ditujukan untuk meminimalisir faktor ruang dengar kita ini sehingga diharapkan kita seakan-akan merasa berada dalam ruangan yang sama dengan penyanyinya.





Bagaimana Menilai Kualitas Audio? Bagian Ke-1

Pada artikel berikut ini, saya akan coba menjelaskan bagaimana menilai kualitas sebuah audio/sound system.
Parameter-parameter apa saja yang sebaiknya di dengarkan, dan atau dilihat, dan bagaimana menentukan "nilai" akhir dari sistem tersebut.

Kualitas sebuah sistem audio sebenarnya tidak tergantung pada peruntukkannya. Jadi sebuah sistem audio untuk rumah (home audio), maupun untuk mobil (car audio) sebenarnya memiliki parameter kualitas yang sama.

Sebagai acuan, karena saya adalah member International Auto Sound Challenge Association (IASCA), maka saya akan gunakan prinsip-prinsip penilaian yang ada disana. Meskipun demikian, organisasi-organisasi lain seperti EMMA dan sebagainya pun memiliki parameter yang sama.

Karena parameter kualitas tersebut cukup banyak, maka tulisan ini saya bagi per bagian ya?

Kualitas Sound System I - Tonal Accuracy dan Spectral Balance


Tonal accuracy atau bisa kita terjemahkan sebagai tingkat akurasi sound system dalam mereproduksi warna suara adalah faktor nomor satu dan paling penting dalam menilai kualitas sebuah sistem audio.

Sebelum masuk ke bagian "how-to judge tonal accuracy", mari kita bahas dulu ilmu dan konsep dasar dari karakteristik nada suara atau musik.
Ada 6 karakter dasar yang perlu kita ketahui, yaitu:
  1. Loudness atau tingkat kekerasan suara.
  2. Pitch atau tinggi rendah nya nada suara - frekuensi suara.Seperti kita ketahui bersama, sistem pendengaran manusia sanggup mendeteksi suara yang memiliki frekuensi antara 20Hz hingga 20Khz. Nah idealnya, sebuah sound system yang mantap dapat mereproduksi semua frekuensi dalam range tersebut dengan benar pula.
  3. Timbre atau warna suara. Jika Anda masih bingung apa yang dimaksud dengan warna suara, maka bayangkan saja sebagai berikut: Nada A atau frekuensi 440Hz yang dimainkan oleh piano atau gitar akan terdengar berbeda. Betul kan? Nah perbedaan itu yang disebut warna suara. Detail kenapa terjadi perubahan warna suara padahal ke-2 alat musik tersebut sama-sama memainkan nada A akan dijelaskan di tulisan lain ya...
  4. Modulation.
  5. Duration.
  6. Attack and decay. Attack adalah waktu yang diperlukan oleh sistem audio untuk mereproduksi suara secara utuh. Semenara decay adalah waktu yang diperlukan untuk menghilangkan suara tersebut. Ke-2 karakter ini cukup sulit untuk dideteksi karena satuan waktu nya yang (sebaiknya) sangat minim, mungkin dalam orde miliseconds saja.
Nah sekarang kita masuk dalam bagaimana mendengar dan menilai tonal accuracy dalam sebuah audio system dengan melihat kepada 6 karakter diatas. Penilaian ini jangan berdasarkan pada konfigurasi system, misalnya apakah system memiliki subwoofer atau tidak, 2 way, 3 way, atau ukuran speaker bookshelf atau floorstanding, sistem audio kompo, stereo atau home theatre. Apapun konfigurasinya, metoda penilaian tonal accuracy dibawah tetap valid.

1. Dengarkan nada sub-bass, atau frekuensi dibawah 60Hz. Agar mudah, dengarkan suara sebuah kick drum dalam lagu. Apakah gebukannya mantap? Solid, tidak ada resonansi dari benda lain? Bandingkan dengan 6 karakteristik diatas. Jika semuanya sudah OK, berarti untuk region sub-bass tonal accuracy nya sudah OK. Mudah bukan?

2. Dengarkan nada mid-bass (frekuensi 60Hz-200Hz). Untuk kemudahan, dengarkan lagu yang memiliki suara bass gitar, atau bass akustik (bass betot). Seperti biasa, bandingkan dengan 6 karakteristik diatas. Contohnya apakah bass akustik terdengar seperti suara bass listrik? Jika ya, berarti sistem tersebut kurang dalam mereproduksi karakter timbre dengan tepat.

3. Nada mid-range (200Hz-3KHz). Dengarkan suara piano, gitar maupun vokal manusia dalam lagu.

4. Nada high frequency (3Khz ++). Dengarkan suara cymbal, atau nada tinggi pada biola.

That's it. 4 range frekuensi (timbre) tersebut beserta contoh alat musiknya sudah cukup untuk dijadikan acuan dalam menilai tonal-accuracy.

Nah sekarang mari kita masuk kedalam bagian terpenting dalam bagian ke-1, yaitu Spectral Balance.

Binatang apa lagi kah spectral balance?
Spectral balance adalah tingkat kemerataan 4 range tonal accuracy diatas. Artinya sistem yang bagus, harus dapat memainkan semua tonal accuracy diatas secara sama kerasnya, sama kualitasnya - merata. Atau dengan kata lain, sistem audio harus secara overall warna suaranya se-realistis mungkin.

Sebagai catatan saja: Banyak orang menilai tonal accuracy secara parsial.
Seperti misalnya: "Wah bass nya keras banget! Mantap deh" atau "Wuih, treble nya tajam sekali ya, suaranya jernih". Well, dalam dunia IASCA, sistem seperti itu hanya masuk kategori ROOKIE.
Jika sistem Anda tidak ingin dianggap sebagai sistem pemula, maka spectral balance harus tepat. Sehingga tidak ada lagi istilah hanya bass nya saja yang mantap, treble tajam dan sebagainya. Semua harus balance.

Sistem yang memiliki spectral balance bagus akan dapat memainkan SEMUA jenis lagu dengan sempurna.
So, jika ada sistem yang hanya enak didengar untuk lagu jazz saja, audiophile vocal saja, metal saja... berarti sistem tersebut masih bisa di-upgrade lagi kualitasnya.

    Wednesday, January 6, 2010

    Kenapa Harus Upgrade Audio Mobil?

    Kenapa harus upgrade sistem audio di mobil kita?
    Well, ini pertanyaan penting dan mudah untuk dijawab: karena sound system bawaan kebanyakan mobil suaranya ngga bagus :D

    Mungkin Anda adalah sebagian orang yang memiliki mobil dengan sound system bawaan berkualitas premium. Sebut saja misalnya sound system di mobil Jaguar XF, Lexus LS600 atau BMW seri 7. Anda termasuk orang yang beruntung! Sayangnya, mayoritas dari kita adalah pengguna mobil dengan sound system yang sangat standard, atau kalau boleh dibilang asal berbunyi saja :)

    "Tapi saya puas dengan sound system standar mobil saya"
    Kepuasan seseorang berkaitan erat dengan tingkat standar kualitas yang dia ketahui.
    Saran saya, coba kunjungi butik2 audio di sekitar kita. Untuk wilayah Jakarta, butik audio di mall mangga dua sudah lebih dari cukup. Bawa CD favorit Anda, dan jangan ragu untuk mencoba memainkannya di tempat mereka.
    Kalau Anda ragu berkunjung ke butik audio, cara yang lebih mudah adalah mendatangi toko CD :)
    Beberapa toko CD menyediakan sound system yang sangat baik yang bisa Anda gunakan untuk mendengarkan CD yang akan Anda beli. Sebut saja misalnya Duta Suara atau Sangaji. Nah coba cari CD lagu favorit Anda, dan minta tolong penjaga toko untuk memainkannya di sistem mereka.
    Dengarkan baik2, jika perlu tutup mata Anda dan nikmati musiknya.

    Saya yakin 100%, tingkat standar kualitas Anda langsung bertambah tinggi.
    Dan mungkin ketika Anda kembali ke mobil, Anda akan mematikan tape Anda karena suaranya... begitu buruk.

    "OK. Sound system mobil saya tidak sebagus yang saya bayangkan sebelumnya. Tapi... upgrade audio kan mahal?"
    Mahal? Bisa ya dan bisa tidak.
    Ada orang yang menghabiskan biaya hanya 5% dari harga mobilnya dan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi. Ada juga orang yang menghabiskan biaya lebih tinggi daripada harga mobilnya untuk mendapatkan kepuasan tersebut.

    Apakah murah berarti jelek, mahal berarti bagus?
    Sama sekali tidak. Di dunia audio, harga tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas.
    Berikut salah satu hasil test majalah terkemuka di dunia:

    DIAMOND 10.1:
    "These Wharfedales seem even more obviously excellent when surrounded by a group of their nominal peers", "The cheapest speaker in this test is the best".


    See? Speaker paling murah dalam test justru memberikan performance paling bagus he he he.
    So, tidak perlu kuatir dan minder soal biaya. Pada tulisan-tulisan berikutnya, akan saya coba jelaskan how-to maximize your budget and get a beautiful sounds from it.

    Apakah worth it?
    Relatif. Berapa lama Anda berada dalam mobil sehari-harinya? Kalau hanya 15 menit per hari sih untuk apa?
    Tapi kalau Anda menghabiskan waktu berjam2 dalam kendaraan, keseharian perjalanan Anda diiringi dengan kemacetan jalanan, apakah Anda tidak ingin dapat menikmati perjalanan Anda tersebut?


    Apakah Anda rela membeli mobil berharga ratusan juta rupiah dan tidak bisa menikmati selama Anda mengendarai nya?

    Halo Semua!

    Halo, selamat datang di blog ini.

    Pertama2, saya mau memperkenalkan diri dulu, boleh ya?
    Saya Rizal. Saya adalah pecinta musik, hobby elektronik sekaligus programmer hehehe.
    Kombinasi yang menarik? You bet!

    Blog Hobby Audio ini apa sih? Well, simply put: blog ini memuat informasi seputar musik dan audio, mulai dari seni nya, ilmu nya sampai cerita dibalik semua itu.

    Kenapa saya menulis blog ini?
    Simpel: untuk sharing pengetahuan mengenai audio, baik itu home audio maupun car audio - atau banyak orang menyebutnya ICE (In Car Entertainment).

    Ok, cukup rasanya perkenalan nya.
    Mudah2an blog ini menarik dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
    Kalau ada yang ingin dikomentari, atau ditanyakan, jangan sungkan2 ya :)

    Thanks,
    Rizal