Friday, April 30, 2010

Apakah Anda Mendengarnya?

By request from a friend of mine, Steve, saya akan kaitkan post ini dengan posting sebelumnya: "Bagaimana Menjadi Seorang Audiophile".
Seperti sudah diceritakan sebelumnya, terdapat faktor2 lain yang dapat mempengaruhi "pendengaran" seseorang.

Faktor2 lain itu antara lain adalah:
1. Review yang Anda baca
2. Perkataan rekan Anda
3. Harga barang
dan masih banyak lagi...

Untuk menjadi seorang audiophile sejati, kita harus mampu meminimalisir semua faktor lain tersebut.
Ingat, fokus seorang audiophile seharusnya hanya pada 4 faktor suara seperti dijelaskan pada posting sebelumnya.

Namun demikian, tetap saja faktor lain ini akan tetap berpengaruh jika kita sudah mengetahui dan memikirkannya. Tidak peduli secerdas apa kita, seobyektif apa kita, faktor lain tersebut akan tetap berpengaruh.

Tidak percaya?

Coba download dan dengarkan potongan music berikut ini:

Test Pendengaran.mp3

Jujur lah kepada diri kita sendiri. Apa yang kita dengar dari potongan music tersebut?

Biar seruuu, petunjuk nya akan saya tulis di posting berikutnya :D :D :D
Jangan lupa, coba dengarkan music pada sistem apapun. Headphone murah, speaker komputer Anda, atau sistem audio yang ratusan juta. Silahkan dicoba.

Dan beritahu saya apa yang Anda dengar...

Thursday, April 29, 2010

Bagaimana Menjadi Seorang Audiophile - Part II

Ok, let's start.

Mari kita perhatikan perbedaan antara musisi sebagai pembuat musik dengan seorang (calon) audiophile yang akan mendengarkannya. 

Musisi memiliki alat musik yang dia tune hingga suaranya baik dan benar.
Menurut musisi, suara yang baik dan benar itu adalah suara yang tidak false, nada nya sesuai dengan lagu yang dia mainkan, dan memiliki karakter suara yang sesuai dengan lagunya. Misalnya: gitaris metal justru suka suara gitar yang terdistorsi. Sementara gitaris klasik mungkin menyukai suara gitar tanpa efek.
Both are correct sound to them.

Bagaimana dengan audiophile?
Audiophile yang notabene mendengarkan musik dari perangkat elektronik HARUS berpegang teguh pada prinsip prinsip suara secara elektronik. Artinya: PURE SCIENCE - NO MYTH!
(Sorry untuk yang masih mendengarkan musik melalui kotak musik berpegas ya... ini ngga masuk terminologi audiophile :D)

Dalam ilmu tentang suara yang sudah ditelaah selama ratusan tahun, suara secara elektronik HANYA ditentukan oleh 4 faktor berikut:


(okay, jitter umurnya belum ratusan tahun)

Again, No myth involved! Jangan terperangkap oleh perkataan magis layaknya dari seorang dukun audio.

Ke-4 parameter penentu kualitas kebenaran audio system sudah disebutkan.
Penjelasan lebih detailnya rasanya pernah saya tulis juga di artikel2 sebelumnya.

The point is: kuasai 4 itu, dan Anda telah menjadi audiophile.

Pada tulisan saya berikutnya akan coba dijelaskan pentingnya blind test, dan bagaimana reaksi otak dan telinga kita ketika kita melihat, membaca apalagi mengetahui harga suatu perangkat yang merupakan faktor eksternal (di luar ke-4 faktor secara science diatas)

I guarantee that the next post will open your mind on how those external factors reflect to what we think we hear.

Bagaimana Menjadi Seorang Audiophile (Bukan Audiophool)?

Guys,
setelah lama ngga nulis di blog, sekarang gw akan mencoba membahas audiophile vs audiophool.
Dan bagaimana menjadi salah satu diantara ke-2 nya.

Terminologi audiophool sendiri sebenernya baru gw denger beberapa bulan lalu :D

Menurut urban dictionary, audiophool adalah:

"One who spends mass amounts of cash on ridiculous Audio components and accessories. They truly believe they can tell a difference, and come up with elaborate excuses to justify these purchases."

Mudah kan jadi audiophool? Tinggal beli barang audio mahal dan berharap suaranya bagus.
Bagian yang sulitnya mungkin dalam hal mencari uangnya.
But heck, blog ini bukan blog yang.membahas mengenai cara mencari uang.
So, bagian cari uangnya saya skip ya :)

Yang sulit, atau lebih tepatnya saya bilang "seakan-akan dibuat sulit dan menjadi God's gift untuk orang orang tertentu saja" adalah menjadi seorang audiophile.
Audiophile dalam konteks tulisan ini adalah seseorang yang mampu mengenali suara yang baik dan benar.

Mohon jangan disamakan dengan jenis musik audiophile yang sering kita temukan di toko CD.
Seorang audiophile tidak terkait dengan selera musik yang dia senangi. Mungkin dia senang dangdut, keroncong, metal, jazz, atau malah mungkin suka semuanya selama suaranya baik dan benar.

Lantas bagaimana sih suara yang baik dan benar?
Suara yang baik dan benar adalah suara yang kita dengarkan langsung dari sumbernya tanpa melalui proses elektronik, atau bahasa Jawa nya: non-amplified live event.
Mudah kan?

Yup, mudah untuk orang2 yang berkesempatan bertemu langsung, atau menonton live penyanyi maupun grup band yang dia sukai. Sayangnya mayoritas dari kita tidak pernah mendengarkan penyanyi kesayangannya secara langsung.

Lalu bagaimana kita bisa menilai suara itu baik dan benar padahal kita tidak pernah dengar suara aslinya seperti apa?
Jawabnya: mudah juga. Kita cukup memahami faktor2 yang menentukan kualitas suara yang di-reproduksi oleh peralatan elektronik.

So, jangan kuatir kalau Anda merasa punya kuping yang standar. Itukan hanya perasaan Anda saja.
Padahal Sang Pencipta sudah menciptakan telinga kita dengan sebaik mungkin!
Yang dibutuhkan adalah pengetahuan tentang apa yang seharusnya kita dengarkan sewaktu mendengarkan sistem. Dan tentu saja percaya diri yang tinggi untuk mengatakan "saya juga audiophile".

Ok, detail faktor2 nya akan kita bahas di tulisan selanjutnya ya.
Stay tuned. And don't be like an audiophool !!!