Friday, January 8, 2010

Bagaimana Menilai Kualitas Audio? Bagian Ke-1

Pada artikel berikut ini, saya akan coba menjelaskan bagaimana menilai kualitas sebuah audio/sound system.
Parameter-parameter apa saja yang sebaiknya di dengarkan, dan atau dilihat, dan bagaimana menentukan "nilai" akhir dari sistem tersebut.

Kualitas sebuah sistem audio sebenarnya tidak tergantung pada peruntukkannya. Jadi sebuah sistem audio untuk rumah (home audio), maupun untuk mobil (car audio) sebenarnya memiliki parameter kualitas yang sama.

Sebagai acuan, karena saya adalah member International Auto Sound Challenge Association (IASCA), maka saya akan gunakan prinsip-prinsip penilaian yang ada disana. Meskipun demikian, organisasi-organisasi lain seperti EMMA dan sebagainya pun memiliki parameter yang sama.

Karena parameter kualitas tersebut cukup banyak, maka tulisan ini saya bagi per bagian ya?

Kualitas Sound System I - Tonal Accuracy dan Spectral Balance


Tonal accuracy atau bisa kita terjemahkan sebagai tingkat akurasi sound system dalam mereproduksi warna suara adalah faktor nomor satu dan paling penting dalam menilai kualitas sebuah sistem audio.

Sebelum masuk ke bagian "how-to judge tonal accuracy", mari kita bahas dulu ilmu dan konsep dasar dari karakteristik nada suara atau musik.
Ada 6 karakter dasar yang perlu kita ketahui, yaitu:
  1. Loudness atau tingkat kekerasan suara.
  2. Pitch atau tinggi rendah nya nada suara - frekuensi suara.Seperti kita ketahui bersama, sistem pendengaran manusia sanggup mendeteksi suara yang memiliki frekuensi antara 20Hz hingga 20Khz. Nah idealnya, sebuah sound system yang mantap dapat mereproduksi semua frekuensi dalam range tersebut dengan benar pula.
  3. Timbre atau warna suara. Jika Anda masih bingung apa yang dimaksud dengan warna suara, maka bayangkan saja sebagai berikut: Nada A atau frekuensi 440Hz yang dimainkan oleh piano atau gitar akan terdengar berbeda. Betul kan? Nah perbedaan itu yang disebut warna suara. Detail kenapa terjadi perubahan warna suara padahal ke-2 alat musik tersebut sama-sama memainkan nada A akan dijelaskan di tulisan lain ya...
  4. Modulation.
  5. Duration.
  6. Attack and decay. Attack adalah waktu yang diperlukan oleh sistem audio untuk mereproduksi suara secara utuh. Semenara decay adalah waktu yang diperlukan untuk menghilangkan suara tersebut. Ke-2 karakter ini cukup sulit untuk dideteksi karena satuan waktu nya yang (sebaiknya) sangat minim, mungkin dalam orde miliseconds saja.
Nah sekarang kita masuk dalam bagaimana mendengar dan menilai tonal accuracy dalam sebuah audio system dengan melihat kepada 6 karakter diatas. Penilaian ini jangan berdasarkan pada konfigurasi system, misalnya apakah system memiliki subwoofer atau tidak, 2 way, 3 way, atau ukuran speaker bookshelf atau floorstanding, sistem audio kompo, stereo atau home theatre. Apapun konfigurasinya, metoda penilaian tonal accuracy dibawah tetap valid.

1. Dengarkan nada sub-bass, atau frekuensi dibawah 60Hz. Agar mudah, dengarkan suara sebuah kick drum dalam lagu. Apakah gebukannya mantap? Solid, tidak ada resonansi dari benda lain? Bandingkan dengan 6 karakteristik diatas. Jika semuanya sudah OK, berarti untuk region sub-bass tonal accuracy nya sudah OK. Mudah bukan?

2. Dengarkan nada mid-bass (frekuensi 60Hz-200Hz). Untuk kemudahan, dengarkan lagu yang memiliki suara bass gitar, atau bass akustik (bass betot). Seperti biasa, bandingkan dengan 6 karakteristik diatas. Contohnya apakah bass akustik terdengar seperti suara bass listrik? Jika ya, berarti sistem tersebut kurang dalam mereproduksi karakter timbre dengan tepat.

3. Nada mid-range (200Hz-3KHz). Dengarkan suara piano, gitar maupun vokal manusia dalam lagu.

4. Nada high frequency (3Khz ++). Dengarkan suara cymbal, atau nada tinggi pada biola.

That's it. 4 range frekuensi (timbre) tersebut beserta contoh alat musiknya sudah cukup untuk dijadikan acuan dalam menilai tonal-accuracy.

Nah sekarang mari kita masuk kedalam bagian terpenting dalam bagian ke-1, yaitu Spectral Balance.

Binatang apa lagi kah spectral balance?
Spectral balance adalah tingkat kemerataan 4 range tonal accuracy diatas. Artinya sistem yang bagus, harus dapat memainkan semua tonal accuracy diatas secara sama kerasnya, sama kualitasnya - merata. Atau dengan kata lain, sistem audio harus secara overall warna suaranya se-realistis mungkin.

Sebagai catatan saja: Banyak orang menilai tonal accuracy secara parsial.
Seperti misalnya: "Wah bass nya keras banget! Mantap deh" atau "Wuih, treble nya tajam sekali ya, suaranya jernih". Well, dalam dunia IASCA, sistem seperti itu hanya masuk kategori ROOKIE.
Jika sistem Anda tidak ingin dianggap sebagai sistem pemula, maka spectral balance harus tepat. Sehingga tidak ada lagi istilah hanya bass nya saja yang mantap, treble tajam dan sebagainya. Semua harus balance.

Sistem yang memiliki spectral balance bagus akan dapat memainkan SEMUA jenis lagu dengan sempurna.
So, jika ada sistem yang hanya enak didengar untuk lagu jazz saja, audiophile vocal saja, metal saja... berarti sistem tersebut masih bisa di-upgrade lagi kualitasnya.

    0 comments:

    Post a Comment